Kamis, 19 September 2013

PERAN IBU UNTUK SI KECIL #LombaBlogNUB @Nutrisi_Bangsa



Ibu adalah teladan bagi anak dan pembimbingnya dalam kehidupan. Anak menjadikan perilaku dan tutur kata ibunya sebagai teladan. Seorang anak membutuhkan gambaran yang jelas tentang kehidupan dan sudah tentu ibu adalah orang pertama yang memberikan penjelasan ini kepadanya. Sekalipun ibu menginginkan kebaikan anak dan berharap anaknya meraih kebahagiaan, tapi keinginan dan harapan ini saja tidak cukup. Ibu membutuhkan pandangan jauh ke depan dan harus berhati-hati. Karena tanpa itu, anaknya tidak akan memiliki harapan akan masa depan yang baik. Betapa banyak anak-anak yang menjadi korban buruknya pendidikan, baik secara langsung atau tidak dari ibunya, sehingga banyak bahaya yang mengancam hidupnya.

Kebanyakan ibu tanpa memperhatikan dampak dari satu perbuatan ternyata secara perlahan-lahan telah memberikan contoh dan pelajaran yang buruk kepada anaknya, baik secara langsung atau tidak. Sekaitan dengan hal ini akan disinggung sejumlah kasus:

Perintah Memukul
Seorang anak tidak boleh memiliki keberanian memukul ayah, ibu dan atau saudaranya. Benar, dalam usian ini pukulannya tidak begitu kuat, sehingga dapat melukai orang lain, tapi jangan lupa bahwa ia adalah seorang anak. Perbuatan itu mungkin dirasakannya sebagai sesuatu yang menyenangkan, tapi pengulangan dan bahkan menjadi kebiasaan akan berdampak buruk nantinya.

Perintah Memaki
Terkadang seorang ibu memaksa anaknya untuk mengucapkan kata atau kalimat dan untuk itu ia mengajarkannya kata-kata kotor dan tidak patut diucapkan dan atau mungkin saja karena lupa ibu memanggil anaknya dan meminta anaknya mengucapkan kata-kata itu dihadapan tamu atau di tempat ramai, sehingga dengan demikian, acara yang ada menjadi lebih semarak dan ramai. Ibu dalam hal ini lupa bahwa sekalipun di hari-hari pertama anak kecil ketika mengucapkan satu kata yang agak sulit terdengar lucu, tapi setelah itu ia akan menguasainya dan tidak akan pernah melupakannya. Perlahan-lahan ia mulai membiasakan dengan ucapan yang buruk dan ketika sudah menjadi kebiasaan, semakin sulit untuk memperbaikinya.

Mengajari Khurafat
Ada banyak macam pendidikan yang tidak boleh diajarkan kepada anak-anak seperti tidak boleh membuang air panas ketika gelap, tidak boleh berjalan melewati kuburan dan lain-lain.

Setiap perbuatan yang dilakukan dan setiap ucapan yang disampaikan seorang ibu akan menjadi aturan bagi kehidupan anak saat ini atau selanjutnya. Mata dan telinga anak senantiasa terbuka. Ia melihat dan mendengar. Seorang ibu tidak boleh berkata bahwa anaknya tidak tahu atau dia lagi sibuk dengan permainannya. Karena dalam banyak kesempatan anak memperhatikan perilaku ibunya dan mendengar ucapan ibunya secara diam-diam. Tidak berhati-hati dalam ucapan dan perbuatan pada dasarnya menjadi pendidikan tidak langsung bagi anak. Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam hal ini:

Perbuatan ibu
Tidak mau bekerja, malas membantu pekerjaan di rumah, memerintah seenaknya, menganggap diri lebih baik dari orang lain, mengancam tanpa dipikir, mengajak berkelahi dan segala bentuk pendidikan yang buruk yang ada pada anak biasanya berasal dari ibunya. Berjanji dan tidak mengamalkannya, berbohong dengan ucapan dan perilaku dan pelbagai pendidikan buruk lainnya akan membuat anak ketika besar memiliki sifat yang sama.

Anak yang hidup dalam lingkungan yang memiliki perilaku seperti ini, pada tahap awal ia mulai kehilangan kepercayaan kepada ibunya dan setelah itu ia akan mencari jalan lain untuk lari dari tanggung jawab dan melakukan pekerjaan. Anak membutuhkah aktualisasi diri dan sudah barang tentu ia akan menunjukkan dirinya sesuai dengan pendidikan yang diterimanya. Dengan dasar ini, seorang ibu harus lebih behati-hati dalam perbuatan dan ucapannya.

Bahasa yang buruk
Berbicara yang menyakitkan, ucapan yang jelek termasuk bersumpah terkait hal-hal yang remeh, baik itu benar atau salah merupakan pendidikan yang buruk dan anak belajar semua ini dari ibunya.

Bersikap buruk
Seorang ibu akibat pertengkaran dengan suaminya dan kemudian menyalahkannya dihadapan anaknya di saat suaminya tidak ada dengan sendiri telah menghacurkan "berhala" anaknya. Apa yang dilakukan ini akan menganggu keseimbangan lingkungan keluarga. Ibu yang berbicara buruk di belakang tentang tetangga atau tamu, sekalipun itu berasal dari kepedulian, tapi tetap saja merupakan pelajaran buruk bagi anak.

Saat bertamu
Ibu mengajarkan tata krama dalam bergaul saat bertamu. Anak akan belajar bagaimana menjaga rahasia, hubungan yang sehat atau tidak, bercanda yang sesuai atau tidak, kejujuran dan tidak serta hal-hal lainnya. Dengan demikian, sangat buruk bila anak belajar kemunafikan dan pengkhianatan dalam pertemuan-pertemuan yang seperti itu. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)